Di halaman rumah saya yang tidak seberapa luas, saya mencoba
merealisasikan program Dapur Hidup ini. Dan pada kenyataannya memang
sangat berguna buat keperluan sehari-hari.
Saya bisa ambil sendiri untuk
kebutuhan sehari-hari. Dan jika lebih, saya bisa berikan kepada
tetangga yang membutuhkan. Apa saja jenis tanaman Dapur Hidup yang mudah
kita tanam di halaman halaman yang terbatas?
1. Kemangi
Pohon Kemangi bisa kita tanam di area tanaman hias bersama dengan
bunga-bunga semusim. Kemangi (Basil) atau dalam bahasa Balinya sering
disebut dengan Sulasih atau Selasih. Baik daun maupun tajuk bunganya terlihat cantik dan menarik di sela-sela tanaman hias lainnya.
Seperti kita tahu, daun kemangi bisa kita manfaatkan untuk lalapan,
memasak oncom, membuat tumis tempe, dsb. Biji kemangipun bisa
dimanfaatkan untuk campuran minuman.
2. Cabai
Cabai merupakan salah satu tanaman Dapur hidup yang penting dan juga
menarik. Karena jika ditanam di halaman, bukan saja ia berguna untuk
keperluan dapur, namun buahnya yang matang merah bergelantungan di
pohonnya juga terlihat sangat indah menghiasi halaman rumah kita.
Berbagai macam jenis cabai bisa kita tanam di halaman. Mulai dari
jenis Cabai Rawit, Cabai Keriting, Cabai Kopi (Cabai super kecil yang
pedasnya berkali-kali lipat disbanding Cabai Rawit), dan sebagainya
hingga Cabai Hias. Semuanya bisa dimakan dengan tingkat kepedasan yang
beragam.
3. Sereh
Rumpun tanaman Sereh atau Serai atau Lemon Grass yang rimbun juga merupakan pilihan yang menarik untuk ditanam. Batang Sereh bisa kita gunakan sebagai bumbu masakan traditional – misalnya untuk Sambal Sereh, Gulai Ikan, Gulai Ayam, Nasi Kuning, Ayam Kuah dan sebagainya hingga Minuman es Sereh.
4. Jeruk Limau
Jeruk Limau atau Lemo atau Lime adalah jeruk yang sering digunakan untuk membuat sambal. Biasanya sambal terasi, sambal matah, sambal /saus kacang untuk siomay, kadang juga digunakan untuk gado-gado ataupun pecel. Banyak masakan Bali yang memanfaatkan jeruk ini sebagai bumbu utamanya.
Jeruk limau buahnya bulat (sedikit papak pada sisi atas &
bawahnya) kecil seukuran kelereng atau sedikit lebih besar dari itu.
Rasanya kecut segar dan wangi. Daunnya kecil-kecil lonjong berwarna
hijau muda saat baru muncul dan hijau gelap sesudahnya.
Tanaman ini bisa kita tempatkan di mana saja yang cukup mendapatkan sinar matahari agar rajin berbunga dan berbuah.
5. Jeruk Purut
Orang sering bingung dengan mana yang disebut sebagai Jeruk Purut atau Lima Purut, atau Kaffir Lime
ini. Buah Jeruk ini memang jarang terlihat dijual di pasaran umum.
Kalaupun ada, mungkin hanya dijual di 1-2 orang pedagang di pasar
traditional. Buahnya berbentuk bulat tak beraturan akibat kulit buahnya
yang berkerut kerut mirip kulit orang tua. Ukurannya sebesar bola bekel
hingga bola golf. Aromanya sangat kuat dan wangi. Kita bisa
memanfaatkan buah Jeruk Purut ini untuk memberi rasa pada minuman
traditional (misalnya Cendol), dengan menggosokkan buah ini pada bibir
gelas minuman untuk memberi sensasi super segar dan wangi. Kulit buah
jeruk ini juga bisa digunakan untuk manisan atau salah satu bahan dasar
pembuatan potpourri secara traditional.
Penggunaan yang paling banyak dari Jeruk Purut ini justru adalah
daunnya. Jika kita melihat daun jeruk dijajakan di pasar ataupun di
tukang sayur, maka kemungkinan besar itu adalah daun jeruk purut. Mudah
membedakannya. Selain karena bentuk daunnya yang bertingkat mirip ikan,
daun Jeruk Purut memiliki aroma yang paling kuat & wangi
dibandingkan daun jeruk yang lain. Banyak digunakan untuk bumbu masakan
sehari-hari. Misalnya untuk membuat Soto Ayam.
6. Jeruk Nipis
Jeruk Nipis atau Lemon atau di Bali sering juga disebut dengan Juuk
Ubad (artinya Jeruk Obat) adalah buah jeruk keperluan dapur yang paling
umum kita temukan di pasaran. Buahnya bulat lonjong dengan warna hijau
muda hingga hijau gelap yang kemudian menjadi kuning muda pada saat
matang. Di pasaran kita bisa menemukan 2 jenis, yakni variant local dan
import. Jeruk Lemon local (yang biasa disebut dengan Jeruk Nipis) ini
umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil sebesar telor ayam kampung
dengan warna yang lebih gelap. Sedangkan yang import (biasanya disebut
Jeruk Lemon) berukuran lebih besar, sebesar telor angsa atau bahkan
lebih besar lagi. Jeruk Nipis ataupun Lemon banyak kita gunakan dalam
bumbu masakan (untuk membuat Soto Ayam, Salad, Tom Yaam Goong, dsb) atau
campuran teh. Selain untuk keperluan dapur, perasan air Jeruk Nipis
juga banyak digunakan dalam pengobatan traditional. Misalnya untuk
campuran minyak urut (dicampur dengan minyak kelapa) jika kita merasa
tidak enak badan, untuk mengurangi batuk, untuk menghilangkan cegukan,
dan sebagainya.
7. Belimbing Buluh
Pohon Belimbing Buluh atau Belimbing Wuluh atau sering juga disebut
dengan Belimbing Sayur juga merupakan salah satu tanamanan Dapur Hidup
yang menarik untuk ditanam di halaman. Pohon Belimbing ini tumbuh agak
besar, sehingga cocok juga dijadikan pohon penaung untuk membuat halaman
menjadi lebih teduh.
Buah Belimbing Buluh bisa kita manfaatkan untuk memasak ikan agar
terasa lebih segar dan tidak amis , membuat Garang Asam, dicampur dengan
sambel kecap dan sebagainya.
8. Pandan Harum
Pandan Harum atau Pandan Wangi sangat baik digunakan untuk memberi
rasa dan aroma wangi pada kudapan kecil. Misalnya direbus dengan gula
untuk minuman atau campuran es, untuk membuat kolak dan sebagainya.
9. Kunyit
Kunyit merupakan salah satu bumbu dapur yang sangat berguna.
Digunakan di hampir semua masakan traditional yang berbumbu lengkap.
Contoh yang paling mudah adalah pada Nasi Kuning dan gulai. Selain
memberikan warna kuning alami dan rasa yang eksotik pada makanan, Kunyit
juga merupakan antiseptic alami yang telah banyak dimanfaatkan sejak
dulu kala.
Sebenarnya masih banyak lagi tanaman dapur Hidup yang bisa kita pilih
dan tanam di rumah. Kita juga bisa menanam kunyit, kencur, jahe,
seledri, daun katuk (daun Kayu Manis – bahasa Bali), Daun Suji dan
sebagainya. Semuanya sangat berguna terutama pada saat kita memiliki ide
untuk memasak sesuatu yang membutuhkan salah satu dari bumbu ini dan
kita sedang tidak memilikinya di kulkas, sementara pasar sudah tutup
ataupun tukang sayur sudah tidak ada lagi yang lewat.
Kita juga bisa mengajak anak-anak untuk terlibat dalam aktifitas
Dapur Hidup ini. Anak-anak akan sangat antusias dan gembira jika kita
ajak memanen hasil tanaman Dapur hidup ini. Apalagi bila saat
menanamnyapun mereka telah diajak terlibat. Mereka akan merasa sangat
bangga telah menjadi petani kecil yang berhasil, saat memetik buah jeruk
limau atau cabe hasil tanamannya sendiri. Menurut saya, aktifitas akhir
minggu seperti ini jauh lebih baik, lebih hemat dan lebih mendidik
dariapada mengajak anak-anak bepergian ke mall atau pusat-pusat
perbelanjaan yang boros dan konsumtif.
Bersumber dari website nimadesriandani
posted on
Tidak ada komentar:
Posting Komentar